- surat anak perempuannya nurdin halid - Rabu, 23 Februari 2011

Salam damai rakyat Indonesia,
Perkenalkan saya Andi Nurhilda Daramata
Asiah Indasari, putri Bapak Nurdin Halid
yang belakangan ini sedang diributkan oleh
orang-orang. Saya satu-satunya putri dari
enam bersaudara anak pasangan Nurdin
Halid dan Andi Nurbani. Dari susunan
keluarga ini saja saya sudah bisa melihat
bahwa ayah saya orang hebat. Gen laki-laki
sangat kuat. Kentara sekali gen orang Bugis
dengan karakter lelaki yang kuat. Ya, ayah
yang dilahirkan di Watampone pada 17
November 1958 memang dari keluarga
Bugis.
Saya sengaja menulis surat ini lantaran ayah
terus menerus dihujat. Masyarakat
tampaknya termakan berita-berita di
televisi maupun surat kabar. Sebenarnya,
kalau mau fakta yang sesungguhnya, ada
baiknya melihat tayangan tvOne dan ANTV,
atau baca vivanews.com. Ketiga media ini
menyuguhkan berita-berita independen
tanpa prasangka. Sementara media lain
lebih berat untuk menjatuhkan ayah saya.
Menurut saya ini bukan lantaran ketiga
media itu milik keluarga Aburizal Bakrie,
senior ayah saya di Golkar, tetapi media itu
ditangani orang-orang profesional macam
Karni Ilyas, maupun Uni Lubis.
Sesungguhnya, tak benar jika ayah serakah
kekuasaan. Ayah saya sekadar bumper dari
orang-orang lain. Kisruh calon ketua PSSI
bukan lantaran ulah ayah saya, tetapi kerja
tim verifikasi. Lalu, kenapa ayah saya yang
dihujat? Ini kolektif PSSI bukan Nurdin
Halid!
Buat apa ayah saya cari kekuasaan di PSSI?
Toh sebagai pengusaha, ayah saya sudah
kaya. Saya bangga punya ayah Nurdin Halid.
Ia bertanggungjawab kepada keluarga. Ada
hal berkesan darinya saat saya nikah tahun
lalu. Ayah sungguh-sungguh
memperhatikan kepentinganku. Aku bisa
pesta di hotel mewah di Makassar, Hotel
Clarion. Di ballroom pula! Pesta berlangsung
meriah dengan balutan “kemegahan”.
Ayah orang hebat, terbukti 8.000 orang
undangan hadir di pesta pernikahanku.
Kata omku, Kadir Halid, khusus pesta
pernikahan di Makassar menelan biaya Rp
1,5 miliar-Rp 1,8 miliar. Total biaya tiga
acara, Jakarta, Makassar, dan Sinjai konon
menghabiskan Rp 5 miliar. Untuk
menghibur tetamu, keluarga juga
menghadirkan artis ternama Tanah Air, duet
Anang dan Syahrini. Mereka yang hadir di
antara tamu very important (VIP) di
antaranya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin
Limpo beserta istri Ayunsri Harahap yang
memboyong belasan kepala dinas dan
kepala biro di lingkup pemerintah provinsi
(pemprov). Gubernur Sulbar Anwar Adnan
Saleh beserta istri, mantan Gubernur Sulsel
Amin Syam beserta istri, serta mayoritas
bupati di daerah ini juga hadir. Mereka di
antaranya Bupati Soppeng Andi Soetomo,
Bupati Takalar Ibrahim Rewa, Bupati
Jeneponto Andi Radjamilo, Bupati Pangkep
Syamsuddin A Hamid, Bupati Maros Hatta
Rahman, Bupati Lutim Hatta Marakarma,
pimpinan dan anggota DPRD, serta politisi
di Sulawesi ini.
Jadi, kalau ayah saya sebagai koruptor, jelas
tak ada yang mau hadir dalam pesta
perkawinanku. Mana ada lelaki yang mau
sama putri seorang koruptor. Malah aku bisa
dipersunting keluarga biru, Andi Seto
Gadhysta Asapa, putra seorang politisi
terkenal Rudiyanto Asapa. Coba, seorang
politisi tentu enggan berbesanan dengan
koruptor.
Mertuaku tahu, Nurdin Halid bukanlah
koruptor. Ketika ayah menjadi direktur
Inkud, ia rela ditahan karena memuluskan
impor minyak goreng. Padahal ayah
membantu para pejabat agar memperoleh
bagian dari impor itu. Ayah rela pasang
badan di bui demi pertemanan dengan yang
lain. Begitupun saat dituduh korupsi
cengkeh, ayah saya hanya menjalani jual-
beli!. Lalu ada lagi ribut-ribut ayah saya
korupsi di PSSI, walah musykil itu. Tak ada
uang dari Persisam. Tak ada uang terkait cek
perjalanan Miranda Gultom. Ayah saya orang
bersih, tetapi iklhlas untuk jadi bumper
teman-temannya.
Ayah saya bertanggung-jawab dengan
nama Nurdin Halid yang berarti “cahaya
agama yang kekal”. Setiap jengkap
langkah ayah senantiasa berpayung agama.
Maka, ayah pun mementingkan naik haji.
Ayah ingin berjalan di jalur Tuhan, bukan
syetan yang punya nafsu serakah. Rasanya,
rakyat Indonesia keliru menilai ayah saya.
Justru saya yang tahu persis, ayah saya
orang bersih yang hebat. Sebab, kalau ayah
buruk hati pasti ditinggalkan teman-
temannya. Sampai sekarang, termasuk di
PSSI, orang masih setia kepada ayah. Lihat
Om Nugraha Besus. Lihat Om Nirwan Bakrie.
Mereka loyal terhadap ayah, karena Nurdin
Halid memang cahaya agama.
Mudah-mudahan surat terbuka saya ini
menjadi pencerah bagi saudara-saudaraku
yang terperangkap gelap. Ayah saya datang
membawa cahaya buat saudara-saudara
rakyat Indonesia. Terimakasih.
Saya yang membanggakan ayah,
Andi Nurhilda Daramata Asiah Indasari
Baca Tanggapan
sumber : kompasiana.

4 Comments:

At 6 April 2011 pukul 20.53, Anonymous ridu bilang

ini satire banget yaa haha.. keren deh yg bikin ini..

 
At 17 Mei 2011 pukul 15.00, Anonymous condrokartiko.net bilang

walau bagaimanapun kita tetep berpikir positif aja....

 
At 22 Mei 2011 pukul 23.15, Anonymous Anonim bilang

PSSI ya...

 
At 19 Oktober 2011 pukul 18.57, Blogger Muhammad ZIyad Al Fahmi bilang

saya juga berfikir,mengapa masyarakat hanya ingin yang instan saja,mereka ingin prestasi tapi mereka tidak loyal kepada indonesia,ketika indonesia kalah indonesia di hujat,dan ketika menang indonesia di puja,bukankah kita seharusnya selalu mendukung penuh atas upaya persepak bolaan indonesia..
terus ketika bapak anda memimpin pssi bapak anda di hujat,sekarang pemimipin pssi yang baru juga di hujat.
(bukankah kita haus percaya kepada orang yang di beri amanah dalam menjalankan tugas-tugas,dan kita juga harus berfikir bahwa sesuatu itu berjalan tidak langsung atau secara instan,semua kan ada tahapanya,terus saya juga ingin menyampaikan kepada masyarakat bahw yang namanya kritik itu harus yang bersifat membangun,dalam kata lain menumbuhkan semangat mental,bukanya menjatuhkan.saya juga salut sama bapak anda,walaupun bapak anda di hujat dan di kecam,bapak anda tak pernah menyalahkan sang penghujat,dan selalu tabah dalam menyelesaikan suatu perkara)

GOOD JOB :)

 

Posting Komentar

<< Home

Dibawah ini adalah wajah Ninit yang menggemaskan

uy uy uy
Add me on friendster!!