- Perumpamaan yang bagus... -
|
Selasa, 06 Mei 2008
|
Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk. Ia membiarkan masing-masing mendidih. Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga. Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak. Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras. Kemudian sang ayah meminta anak itu mencicipi kopi. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak. Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah. Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuh berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu. "Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu? Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"
I should say... Gw umur 21 tahun, mau ke umur 22 tahun... dengan pengalaman yang selama ini gw dapat, gw ngerasa ga mungkin berubah menjadi wortel, yang tadinya keras sekali, tetapi malah menjadi lunak.... Or kopi... menjadi sesuatu yang unik. Setelah di rebus malah mengubah sesuatu yang di rebusnya, yah itu sama aja dengan pengubahan pendapat seseorang, atau perubahan persepsi... gw bukan tipe orang yang bisa mengubah orang lain agar mengikuti mau gw, walaupun gw ini orang yang agak egois. I should say that... gw itu telur, gw yang tadinya rapuh, fragile, gw menjadi seseorang yang lebih tough atau kuat, ga cengeng, mandiri... lebih aware terhadap sekeliling yang bakal harm gw.. or even i'm not afraid of losing someone I love anymore.. I just think that is one pattern.. tapi pada prinsipnya... gw bakal mempertahankan suatu hubungan klo emang hubungan itu layak gw pertahankan, dan ga hanya nyakitin gw aja... Gw selalu cherish my love life as something precious.. because I hate failure.. I don't want it fail, when it comes to marry thing... Gw tahu manusia hanya bisa berencana dan Allah lah yang mengeksekusi... gw pengen punya suatu keluarga yang bahagia, yang bisa saling mengerti, ga berat sebelah... hanya pihak wanita saja yang ingin dimengerti atau pun pihak laki-laki saja yang ingin dimengerti. I want it balanced. Gw juga pengen kayak nenek gw... Nenek gw itu sudah ditinggal sama istrinya, saat nyokap gw masih umur 5 tahun... sampe saat anak-anaknya udah pada dewasa, eyang gw ga nikah-nikah lagi. Ga sedikit pria-pria pada zamannya itu yang mencoba mendekatkan diri pada nenek gw itu. Secara nenek gw cantik (asli.. it's not a joke... walaupun gw ga cakep.. at least nenek gw waktu masih muda cakep bgt asli loh...), tapi dia menjaga cintanya sama kakek gw, dan tetap menjanda, sampe saat ini dia jadi pikun setengah mati. Dia sangat kerja keras menghidupi 7 anaknya sendirian. Life is though... Atau di dunia pekerjaan, gw harus lebih serius, ga menggampangkan masalah, gw akuin, gw ini anak manja... walaupun sepertinya gw taough.. tapi dalam diri gw.. sebenernya gw lembek... Gw mau lebih serius aja...
Thanks for my lovely friend for this articleLabel: saat termenung
| |
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home